Semangat Kerja Menurun
Ketika perusahaan terpaksa mengurangi jumlah tenaga kerja, karyawan yang tersisa mudah merasa tertekan. Mereka akan mengerjakan tugas dan tanggung jawab yang lebih banyak daripada biasanya. Alhasil, semangat kerja mereka pun menurun lantaran banyaknya beban pekerjaan yang harus ditanggung.
Kualitas Produk atau Jasa Berkurang
Perusahaan harus mencari karyawan dalam waktu singkat akibat turnover. Mereka pun tidak memberikan training lengkap karena harus mengejar target produksi. Masalah ini dapat memengaruhi kualitas produk dan pelayanan. Reputasi perusahaan dipertaruhkan karena pelanggan tidak puas dengan hasil produksinya.
Mengatasi Turnover dengan Engagement Karyawan
Masalah turn over sering dikaitkan dengan 3 hal, yaitu masalah kebahagiaan karyawan, kesejahteraan dan juga kepuasan kerja. Jika karyawan tidak mendapatkan 3 hal ini, maka ia memiliki potensi besar untuk melakukan pengunduran diri.
Tiga hal diatas, juga bisa didapatkan dari perusahaan. Dimana perusahaan bisa menciptakan lingkungan kerja yang cukup bagus, memberikan gaji dan tunjangan karyawan yang cukup dan sesuai, juga memberikan beban kerja sesuai dengan jobdesk dan kemampuan karyawan.
Jika perusahaan bisa mengatasi hal ini maka tentu saja engagement karyawan juga akan didapatkan. Engangement karyawan ini bisa membuat perusahaan menghindari turnover. Berikut yang masuk sebagai upaya engagement karyawan.
Dengan engagement karyawan ini, karyawan akan merasa puas dan Bahagia bekerja di perusahaan tersebut.
Namun cara engagement karyawan ini hanya bisa efektif diterapkan untuk karyawan yang memiliki masalah yang berkaitan dengan pekerjaan dan perusahaan. Sedangkan untuk karyawan yang melakukan resign karena urusan pendidikan, umur, atau masalah pribadi di luar kendali HR tidak efektif menggunakan cara seperti ini.
Kompensasi Kurang dari Beban Kerja
Penyebab turnover karyawan yang terakhir adalah sistem penggajian yang tidak sebanding dengan tanggung jawab pekerjaan. Bisnis dengan tingkat turnover karyawan rendah menyadari bahwa pemberian gaji yang lebih tinggi memiliki dampak besar pada peningkatan angka retensi karyawan.
Membayar gaji karyawan sesuai dengan keahlian mereka adalah aksi nyata untuk menunjukkan penghargaan terhadap kontribusi yang telah diberikan karyawan.
Masalahnya, pemberian kompensasi tidak jarang menjadi hal yang kompleks bagi bisnis yang menerapkan sistem jam kerja harian.
Solusinya, kamu bisa menggunakan fitur timesheet harian kerja dari StaffAny. Kamu bisa memantau jam kerja yang telah digunakan karyawan, termasuk waktu lembur mereka untuk memberikan kompensasi yang sesuai.
StaffAny merupakan pilihan yang ideal untuk bisnis ritel dan FnB karena memiliki fitur konsolidasi multi-outlet. Cukup dengan satu tampilan di monitor, kamu bisa mendapatkan informasi timesheet dari semua outlet bisnis kamu.
Jadi, sudahkah kamu memahami apa itu turnover karyawan serta penyebabnya setelah membaca artikel ini? Jangan lupa untuk menerapkan solusi dari setiap permasalahan turnover karyawan, salah satunya adalah menggunakan aplikasi HRD dari StaffAny.
Manajemen karyawan yang baik bersama StaffAny tentunya bisa berdampak positif pada pengurangan angka turnover karyawan. Hubungi kami untuk mengetahui semua fitur yang ada di StaffAny!
Rangkaian Proses Turnover Karyawan
Setiap turnover karyawan melibatkan serangkaian proses yang berbeda, tergantung pada jenis turnover itu sendiri. Berikut adalah beberapa tahapan umum yang terlibat dalam proses turnover karyawan:
Langkah awal dalam proses ini adalah evaluasi. Perusahaan akan menilai karyawan sepanjang periode kerja mereka, termasuk kinerja, kerjasama dalam tim, sistem kerja yang mereka terapkan, rutinitas pekerjaan, dan interaksi dengan atasan.
Jika hasil evaluasi menunjukkan kinerja yang kurang memuaskan, perusahaan dapat memberikan opsi kepada karyawan untuk memilih apakah mereka ingin melanjutkan kontrak kerja atau tidak.
Selain itu, perusahaan juga akan memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mencari peluang kerja baru jika mereka memutuskan untuk tidak melanjutkan kontrak kerja mereka.
Pengajuan keluar adalah langkah terakhir dalam proses turnover karyawan. Pada tahap ini, divisi HRD memiliki kendali penuh dalam melaksanakan exit interview dan berkomunikasi secara internal dengan divisi terkait.
Baca juga: Apa itu Evaluasi Kerja? Yuk Ketahui Metode dan Tujuannya
Mengatur Kompensasi dan Tunjangan
Mengatur kompensasi dan tunjangan dengan memperhatikan standar industri dan kontribusi karyawan merupakan langkah selanjutnya untuk mengatasi turnover karyawan.
Pastikan gaji dan tunjangan mencerminkan nilai pekerjaan dan memberikan dorongan yang layak. Selain itu, sediakan fasilitas yang mendukung produktivitas dan kesejahteraan karyawan, seperti program kesehatan, fleksibilitas waktu kerja, dan insentif kinerja.
Dengan demikian, perusahaan dapat memperlakukan karyawan dengan baik dan memotivasi mereka untuk berkinerja optimal.
Memperhatikan Kebutuhan Karyawan
Memperhatikan kebutuhan karyawan adalah kunci bagi HR atau manajer untuk menciptakan lingkungan kerja inklusif dan produktif. Ini dilakukan melalui pertemuan reguler, survei kepuasan, sesi one-on-one, program pengembangan karyawan, kebijakan fleksibilitas kerja, dan penghargaan yang memberi motivasi kepada karyawan.
Involuntary Turnover
Apa Saja Dampak Turn Over yang Tinggi di Perusahaan?
Perusahaan dengan tingkat turnover yang tinggi tentu akan mengalami dampak negatif. Dampaknya bisa berpengaruh pada kualitas hasil produksi hingga penurunan pendapatan perusahaan. Simak rinciannya di bawah ini.
Kurangnya Pelatihan dan Pengembangan
Banyak karyawan baru di industri FnB atau ritel yang tidak mendapatkan pelatihan yang cukup pada awal masa kerjanya. Mereka memiliki pengalaman kerja yang mungkin tidak sesuai di tempat kerja baru bukan karena tidak mempunyai skill atau keahlian, tetapi juga perbedaan budaya dan gaya kerja.
Maka dari itu, kamu perlu memberikan pelatihan tambahan agar bisa memotivasi karyawan serta memberitahukan mereka mengenai adanya jenjang karier dalam bisnismu.
Baca juga: Pelajari 8 Cara Pengembangan Kompetensi Karyawan